Posted in

Selat Hormuz Ditutup Sampai 3 Pilihan Perlakuan Iran: Apa Efeknya Dapat Memacu Perang Dunia Ke-3 ?

Kemelut geopolitik di Timur tengah bertambah lagi sesudah Amerika Serikat memperlancar gempuran udara pada tiga sarana nuklir khusus Iran: Fordow, Isfahan, dan Natanz.

Gempuran ini menjadi yang paling besar yang sudah dilakukan oleh negara Barat pada Republik Islam Iran semenjak Revolusi 1979.

Walaupun ini ialah perubahan krusial, efeknya pada teritori dan dunia tetap terus diawasi.

Merilis dari The Economic Times, gempuran ini dilaksanakan sebagai sisi dari tanggapan pada perselisihan yang diawali kampanye militer Israel pada Iran pada (13/6/2025).

Walau Iran belum ambil perlakuan militer langsung pada AS, kemelut makin bertambah, ditambah sesudah pengakuan keras dari pejabat-pejabat senior di Teheran.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, mengatakan jika Teheran akan pertimbangkan “semua pilihan balasan” dan memperjelas jika tidak ada perbincangan diplomatik sampai perlakuan pembalasan dilaksanakan.

Pilihan Perlakuan Iran
Analitis dari sejumlah ahli geopolitik, termasuk Michael A. Horowitz yang diambil oleh AFP, mengutarakan sejumlah kekuatan cara yang dapat diambil oleh Iran sebagai tanggapan pada gempuran ini, yakni:

Gempuran pada Pangkalan Militer AS: Iran kemungkinan menarget pangkalan militer AS di beberapa negara Teluk seperti Qatar, Bahrain, atau Uni Emirat Arab.
Penutupan Selat Hormuz: Selat Hormuz ialah lajur penting untuk pengangkutan minyak dunia, menyalurkan nyaris 20 % suplai minyak global. Penutupan selat ini dapat memengaruhi ekonomi global, khususnya beberapa negara pengimpor minyak.
Gempuran pada Sarana Energi Sekutu AS di Teluk: Sebagai sisi dari balasan, Iran bisa menarget sarana energi di beberapa negara Arab Teluk yang disebut sekutu Amerika Serikat.
Tiap perlakuan ini mempunyai potensi ke arah pada eskalasi perselisihan yang mengikutsertakan beberapa negara lain di teritori itu, yang dapat berbuntut pada kemelut yang bertambah luas, baik pada tingkat regional atau global.

Imbas Prospektif pada Ekonomi Global

Menurut ahli jalinan internasional Sushant Sareen, bila Selat Hormuz ditutup, efeknya dapat besar sekali pada ekonomi global.

Sebagai lajur khusus perdagangan minyak, masalah pada selat ini bisa mengakibatkan kenaikan harga minyak yang mencolok.

Beberapa negara berkembang, yang tergantung pada import energi, dapat hadapi imbas lebih berat, yang mempunyai potensi memacu krisis global.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengingatkan jika tiap usaha Iran untuk tutup selat itu akan dipandang seperti “eskalasi besar” dan dapat memacu tanggapan militer dari AS dan beberapa negara yang lain mempunyai keterikatan pada lajur perdagangan itu.

Kemungkinan Penarikan dari Kesepakatan Nuklir
Iran menyaratkan kemungkinan untuk mengundurkan diri dari Kesepakatan Non-Proliferasi Nuklir (NPT).

Walaupun ini adalah cara berlebihan, sejumlah faksi melihatnya sebagai signal jika Iran kemungkinan mengganti pendekatannya pada pengayaan uranium dan komitmennya pada kesepakatan internasional.

Tetapi, perlakuan ini mempunyai potensi jadi memperburuk kemelut yang terdapat dan menambahkan ketidakjelasan dalam jalinan internasional.

Sejumlah ahli mengingatkan jika keputusan ini bisa jadi parah perselisihan yang telah ada, baik pada tingkat teritori atau global.

Kekuatan Eskalasi yang Perlu Dicurigai
Teritori Timur tengah sekarang menjadi lagi konsentrasi perhatian dunia, dengan beragam kemungkinan eskalasi yang bisa terjadi.

Teror pada lajur suplai energi dunia dan kemelut yang mengikutsertakan beberapa negara besar membuat beberapa pimpinan dunia ada dalam posisi waspada tinggi.

Dalam kerangka ini, usaha diplomatik untuk menurunkan kemelut masih dibutuhkan buat menghambat eskalasi selanjutnya.

Dalam pada itu, dunia terus mengawasi secara jeli bagaimana keadaan ini berkembang, mengharap jika diplomasi bisa menjadi jalan untuk menghindar dari kekuatan perselisihan yang semakin lebih besar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *